Selasa, 22 Maret 2011

Manajemen Laktasi

Manajemen Laktasi

MANAGEMEN LAKTASI

Pendahuluan
Perkembangan dan pertumbuhan bayi dan anak sangat dipengaruhi oleh ibu. Sejak masa kehamilan janin menerima nutrisi dari ibu melalui plasenta.pada masa bayi didalam tubuh ibu secara alami telah disediakan makanan yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya berupa ASI.
Banyak ahli sepakat ASI lebih unggul daripada susu formula atau susu sapi. Pada abad ke-19 beberapa studi kedokteran yang dilakukan di Eropa menunjukkan angka kematian dan kesakitan bayi – bayi yang diberikan ASI ternyata lebih rendah daripada yg diberi susu formula.
4.Payudara bengkak
Kadang payudara bengkak atau penuh,oedema ringan oleh hambatan vena atau saluran limfe akibat ASI yang menumpuk.Faktor2 yang penyebab payudara bengkak:bayi tidak menyusu dengan kuat,posisi bayi pada payudara salah sehingga proses menyusui tidak benar,putting susu datar atau terbenam.
5.Saluran susu tersumbat.
Keadaan dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran susu /duktus laktiferus.
6.Mastitis dan abses payudara
Mastitis adalah peradangan pada payudara ,bagian yang terkena menjadi merah,bengkak,nyeri dan panas,suhu tinggi kadang2 menggigil,terjadi pada minggu 1-3 setelah melahirkankarena lanjutan dari sumbatan saluran susu.
Cara mengatasinya:
  • Memberikan antibiotika dan simtomatik terhadap nyeri
  • Kompres air hangat
  • Ibu cukup istirahat dan banyak minum
  • Sebelum terbentuk abses ,menyusui tetap di berikan.
  • Apabila terjadi abses ,rujuk ke dokter bedah untuk di insisi
  • Pemberian antibiotika dosis tinggi,analgesik/anti piretik
  • Ibu harus cukup istirahat
  • Bayi dihentikan menyusu
penutup
Menyusui adalah proses alami manusia tetapi tidak sederhana seperti yang di bayangkan khalayak umum.Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan ini. Agar menyusui berhasil, setiap ibu harus percaya dapat melakukannya dengan didukung petunjuk pengetahuan dan manajemen praktek menyusui yang benar dan tepat. Persiapan dini sejak masa kehamilan hingga menyusui sangat membantu kelancaran proses menyusui secara keseluruhan.
Penggunaan ASI telah dideklarasikan sebagai gerakan nasional yang merupakan upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak.Untuk mencapai keberhasilan gerakan nasional perlu didukung oleh peran serta seluruh anggota masyarakat para ibu sebagai pelopor peningkatan kualitas sumberdaya indonesia.praktek menyusui yg baik dan benar setiap ibu perlu mempelajarinya.bukan pada ibu yang pertama kali hamil dan melahirkan tetapi juga ibu – ibu yang melahirkan anak yang ke 2 dan seterusnya.
peranan petugas kesehatan sangat penting dalam melindungi,meningkatkan, dan mendukung usaha menyusui baik sebelum, selama maupun setelah kehamilan dan persalinan.Petugas kesehatan harus mampu memotivasi , memberikan bimbingan dan penyuluhan manajemen menyusui dikalangan ibu.Dukungan tenaga kesehatan ini akan sangat menentukan suksesnya kampaye ASI disamping dukungan keluarga dan lingkungan.
Dengan mengikuti dan mempelajari pengetahuan mengenai menyusui atau laktasi diharapkans etiap ibu hamil,bersalin dan menyusui dapat memberikan ASI secara optimal sehingga bayi dapat tumbuh kembang normal sebagai calon sumberdaya manusia yang berkualitas.
A. ASI LEBIH BAIK DARIPADA SUSU FORMULA
ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam 4 – 6 bulan pertama kehidupan.
keunggulan ASI dibanding susu formula adalah :
1. ASI praktis,ekonomis,dan hygienis.
2.Mengandung semua bahan / zat gizi yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
3.Dapat diberikan dimana aja dan kapan s aja dalam keadaan segar, bebas bakteri dan suhu yang sesuai,tanpa penggunaan alat bantu.
4.Bebas dari kesalahan dalam penyediaan / takaran.
5.Problem kesulitan pemberian makanan pada bayi jauh lebih sedikit daripadea bayi yang mendapat susu formula buatan.
6.Mengandung imunoglobulin
7.Mencegah terjadinya keadaan gizi salah.
Sedangakan menyusui bayi mempuyai keuntungan keuntungan sebagai berikut :
1.Menyusui membantu menghentikan perdarahan setelah melahirkan.
2.Menyusui berdasarkan permintaan membantu mencegah kehamilan.
3.Menyusui baik secara kejiwaan atau psikologi bagi ibu dan bayi menimbulkan kedekatan secara emosional yang baik.
B.PRODUKSI ASI
Hari pertama setelah persalinan seringkali payudara ibu terasa kosong.air susu yang pertama kali dikeluarkan terasa sedikit disebut susu jolong/ kolostrum berwarna kekuningan.kolostrum mengandung sel darah putih dan protein imunoglobulin pembunuh kuman.kolostrum dianggap sebagai imunisasi pertama yang diterima bayi baru lahir.
1.Hormon dan Refleks yang berperan menghasilkan ASI
ASI dihasilkan oleh ekrja gabungan hormon dan refleks.Pada kehamilan terjadi perubahan hormon untuk mempersiapkan produksi ASI.setelah persalinan perubahan hormon membuat payudara menghasilkan ASI.
2hormon tersebut adalah
  • Hormon prolaktin /hormon produksi ASI dihasilkan oleh eklenjar hipofise didasar otak yang membuat sel kelenjar payudara menghasilkan ASI.Hormon ini mempunyai efek penting dalam menekan fungsi indung telur sehingga memperlambat kesuburan atau haid.
  • Hormon oksitosin/ hormon pengeluaran ASI dihasilkan dari bagian belakang hipofise hormon ini membuat otot – otot mengkerut dan memeras ASI keluar.
REFLEKS-REFLEKS MENYUSUI PADA IBU DAN BAYI
Pada saat menyusui akan terjadibeberapa refleks pada ibu an bayi yang penting pengaruhnya terhadap kelancaran menyusui.
Refelks yang terjadi pada ibu yaitu rangsangan yang terjadi sewaktu bayi menghisap putting susu diantaranya:
  1. Refleks Prolaktin (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon prolaktin), hormon ini akan merangsang sel-sel kelenjar payudara untuk memproduksi ASI. makin sering bayi menghisap, makinbanyak prolaktin yang lepas makin banyak pula ASI yang diproduksi. maka cara yang terbaik mendapatkan ASI dalam jumlah banyak adalh menyusui bayi sesering mungkin atau setidaknya menempelkan putting susu ibu pada mulut bayi untuk bisa dihisap bayinya.
  2. Refleks Oksitosin (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon oksitosin), hormon ini akan memacu sel-sel otot yang mengelilingi jaringan kelenjar susu dan saluranya unutk berkontraksi, sehingga memeras air susu keluar menuju putting susu. ibu perlu mewaspadai bahwa tekanan karena kontraksi otot ini kadang-kadang begitu kuat sehingga air susu keluar dari putting menyembur, ini bisa membuat bayi tersedak.
Refleks oksitosin dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan sensasi ibu. biasanya perasaan ibu bisa merangsang pengeluaran ASI secara refleks, tetapi kadang-kadang juga menghambatnya. perasaan yang bisa menghentikan refleks oksitosin misalnya, khawatir, sedih, atau takut akan sesuatu. ibu kesakitan pada saat menyusui atau merasa malu. refleks ini bisa muncul pada saat sang ibu mendengar bayinya menangis, melihat foto bayinya atau sedang teringat pada bayinya berada jauh. manfaaat refleks oksitosin lainya adalah membantu lepasnya plasenta dari rahim ibu dan menghentikan perdarahan persalinan.
Refleks yang terjadi pada bayi diantaranya:
  • Rooting Refleks, bila bayi baru lahir disentuh pipinya, dia akan menoleh kearah sentuhan. bila bibirnya dirangsang atau disentuh dia akan membuka mulut dan berusaha mencari putting untuk menyusu.
  • Sucking Refleks, atau refleks menghisap. refleks ini terjadi bila ada sesuatu yang merangsang langit-langit dalam mulut bayi. jika putting susu menyentuh langit-langit belakang mulut bayi terjadi refleks menghisap dan terjadi tekanan terhadap daerah aerola oleh gusi, lidah, serta langit-langit, sehingga isi sinus laktiferus (tempat penampungan ASI pada payudara) diperas keluar kedalam rongga mulut bayi.
  • Refleks Menelan, bila ada cairan didalam rongga mulut terjadi refleks menelan.
2. PEMASOKAN DAN KEBUTUHAN PENGELUARAN ASI
Payudara memasok ASI sebanyak kebutuhan bayi, bila bayi menghisap lebih sering, payudara akan membuat ASI lebih banyak. bila bayi berhenti menghisap sama sekali atau tidak pernah memulainya payudara akan berhenti membuat ASI.
Bila ASI tidak dikeluarkan payudara akan menghasilkan ASI lebih sedikit. agar ASi dapat dibuat terus maka penting untuk mengeluarkan ASI dari payudara.
3. PERSIAPAN LAKTASI SEJAK DINI
Persiapan menyusui perlu dilakukan seawal mungkin pada setiap wanita hamil dan para ibu hendaknya mengetahui upaya-upaya yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan pemberian ASI/ menyusui.
KLINIK ANTENATAL
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam klinik Antenatal bagi ibu hamil adalah :
1. Gizi ibu hamil, dari konsumsi zat gizi yang masuk kedalam tubuh serta cadangan yang ada pada wanita hamil dan menyusui akan digunakan untuk aktivitas dan metabolisme tubuh ibu, dan proses pembentukan ASI, nilai kalori serta zat gizi dari ASI itu sendiri.
2. Perilaku ibu hamil
a.kecukupan istirahat
Wanita hamil sebaiknya tidur minimal 8 jam sehari, kegiatan dan gerakannya sehari-hari harus memperhatikan perubahan fisik dan mental yang terjadi pada dirinya .Diantara waktu tersebut harus adawaktu untuk istirahat (santai) guna melemaskan otot-otot.
b.Tidak merokok,minum alkohol,kopi,soda.
Termasuk menjauhi asap rokok dari orang lain.minuman kopi dan minuman soda dapat mengurangi kemampuan usus untuk menyerap kalsium dan zat besi.
3. obat-obatan
Pemakaian obat-obatan selama hamil hanya atas petunjuk bidan atau dokter, terutama menjelang persalinan perlu diperhatikan, agar tidak berpengaruh terhadap laktasi.
4. keluhan lain
A danya keluhan lain, misalnta sakit gigi /mulut,infeksi lainya.
5.Hygiene personal dan lingkungan.
Kebersihan diri dan pakaian yang nyaman perlu mendapat perhatian untuk menjaga kesehatan .pilihlah pakaian yang longgar ,ringan dan mudah menyerap keringat.
6. Pendukung
Sebaiknya selama 3bulan terakhir kehamilan,seorang ibu telah menentukan dokter yang akan mengawasinya persalinan anaknya.Kerjasama antara tenaga penolong persalinan dan dokter anak juga harus di bina.
PERAWATAN PAYUDARA
Demi keberhasilan menyusui ,payudara memerlukan perawatan sejak dini secara teratur .Perwatan selama kehamilan bertujuan agar selama menyusui kelak produksi asi cukup.tidak terjadi kelainan pada payudara dan payudara tetap baik setelah menyusui.
Pada umumnya wanita dalam kehamilan 6-8 minggu akan mengalami pembesaran payudara,akan lebih padat,kenyal,kencang,sakit dan tampak jelas di permukaan kulit adanya gambaran pembuluh darah yang bertambah serta melebar. kelenjar Montgomery pada daerah areola tampak lebih nyata dan menonjol.
Guna menunjang perkembangan payudar dalam kehamilan perlu di lakukan sbb:
1.Pemakaian BH yang tepat,sebaiknya ibu hamil harus memakai bra yang tepat dan ukuran yang sesuai dapat menopang perkembangan payudara.
2.Latihan otot-otot yang menopang payudara.
3.Hygiene payudara
Kebersihan/hygiene payudara juga harus di perhatikan ,khususnya daerah papila dan aerola .pada saat mandi sebaiknya papila dan areola tidak di sabuni.untuk menghindari keadan kering dan kaku akibat hilangnya lendir pelumas yang dihasilkan kelenjar Montgomery.Areola dan papila yang kering akan memudahkan terjadinya lecet dan infeksi.
D. HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PRAKTEK LAKTASI
Untuk mencapai keberhasilan menyusui,para ibu perlu mengetahui sedikit banyak pengetahuan tentang menyusui yang benar.
Hal-hal berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu di perhatikan setiap ibu demi kelancaran menyusui antara lain :
1.Nutrisi ibu menyusui
Meskipun umumnya keadaan gizi pada ibu hanya akan mempengaruhi kuantitas dan bukan kualitas asinya, ibu menyusui sebaiknya tidak membatasi konsumsi makananya. Penurunan berat badan sesudah melahirkan sebaiknya tidak melebihi 0,5 kg/minggu.Pada bulan pertama menyusui, yaitu saat bayi hanya mendapatkan ASI saja (”exlusive breastfeeding period”), ibu membutuhkan tambahan kalori sebanyak 700 kkl/hari, pada 6 bulan berikutnya 500 kkal/hari dan pada tahun kedua 400 kkal/hari.
Jumlah cairan yang dibutuhkan ibu menyusui dianjurkan minum 8 – 12 gelas perhari.
2. Istirahat
Bila laktasi tidak berlangsung baik biasanya penyabab utamanya adalah kelelahan pada ibu.Oleh karena itu, istirahat dan tidur yang cukup merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi.
3. Obat – obatan
Pemakaian obat – obatan dalam masa menyusui perlu mendapat perhatian, apakah mempunyai efek samping yang positif atau negatif terhadap laktasi. Contoh obat yang dapat mengurangi produksi ASI yaitu pil KB yang mengandung hormon estrogen.
4.Posisi ibu-bayi yang benar saat menyusui
Dapat dicapai bila bayi tampak menyusui dengan benar, bayi menempel betul pada ibu mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara, mulut bati membuka lebar, sebagian besar areola tertutup mulut bayi, bayi menghisap ASI pelan-pelan dengan kuat, puting susu ibu tidak terasa sakit dan puting terhadap lengan bayi berada pada satu garis lurus.
5. Penilaian kecukupan ASI pada bayi
Bayi usia 0 – 4 bulan atau 6 bulan dapt dinilai cukup pemberian ASInya bila tercapai keadaan sebagai berikut:
a. Berat badan lahir telah pulih kembali setelah bayi berusia 2 minggu
b. Kenaikan berat badan dan tinggi badan sesuai dengan kurve pertumbuhan normal
c. Bayi banyak ngompol sampai 6 kali atau lebih dalam sehari
d. Tiap menyusui, bayi menyusu kuat (rakus).
e. Payudara ibu terasa lunak setelah disusukan dibanding sebelumnya
6. Diluar waktu menyusui
Jangan membiasakan bayi menggunakan dot atau kempeng. Berikan ASI dengan sendok bila ibu tidak dapat menyusui bayinya.
7. Ibu bekerja
Selama cuti hendaknya ibu menyusui bayinya terus. Jangan juga membiasakan bayi menyusu dengan botol bila masa cuti telah habis dan ibu harus bekerja kembali.
8. Pemberian makanan pendamping ASI
Makanan pendamping ASI hendaknya diberikan mulai usia bayi 4 – 6 bulan. BIla ibu bekerja sebaiknya makanan pendamping ASI diberikan pada jam kerja, sehingga ASI tetap diberikan setelah ibu berada di rumah.
9. Penyapihan
Menghentikan pemberian ASI harus dilakukan secara bertahap dengan jalan meningkatkan frekuensi pemberian makanan anak dan menurunkan frekuensi pemberian ASI secara bertahap dalam kurun waktu 2 – 3 bulan.
10. Klinik laktasi
Pusat pelayanan kesehatan ibu dan anak harus memiliki pelayanan yang dapat meyakinkan setiap ibu dalam masa menyusui bahwa ia selalu dapat berkonsultasi untuk setiap masalah laktasi yang dialaminy. Untuk itu perlu diadakan klinik laktasi atau tenaga terlatih untuk membantunya pada sarana pelayanan kesehatan yang terdekat.
11. Kelompok pendukung ASI
Perlu dibina adanya kelompok pendukung ASI DI lingkungan masyarakat, yang dapat merupakan sarana untuk mendukung ibu-ibu di lingkungan tersebut agar berhasil menyusui bayinya, dibantu oleh tenaga kesehatan yang ada di lingkungan tersebut. Melalui kelompok ini, ibu-ibu menyusui dapat mengadakan diskusi dan mendapat bantuan bila mengalami masalah dalam menyusui bayinya.
E. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR
LANGKAH-LANGKAH MENYUSUI
Langkah-langkah menyusui yang baik dan benar meliputi hal-hal berikut :
1. Persiapan mental dan fisik ibu menyusui
Ibu yang akan menyusui harus dalam keadaan tenang. Bila perlu minum segelas air sebelum menyusui. Hindari menyusui dalam keadaan lapar dan haus. Sediakan tempat dengan peralatan yang diperlukan, seperti kursi dengan sandaran punggung dan sandaran tangan, bantal untuk menopang tangan yang menggendong bayi.
2. Hygiene personal ibu menyusui
Sebelum menggendong bayi untuk menyusui, tangan harus dicuci bersih. Sebelum menyusui, tekan daerah areola di antara telunjuk dan ibu jari sehingga keluar 2-3 tetes ASI, kemudian dioleskan ke seluruh puting dan areola. Cara menyusui yang terbaikadalah bila ibu melepaskan BH dari kedua payudara.
3. Menyusui bayi sesuai dengan permintaan bayi
Susukan bayi sesuai dengan kebutuhannya (”on demand“), jangan dijadwalkan. Biasanya kebutuhan terpenuhi dengan menyusui tiap 2-3 jam sekali. Setiap kali menyusui, lakukanlah pada kedua payudara kiri dan kanan secara bergantian, masing-masing sekitar 10 menit. Mulailah dengan payudara sisi terakhir yang disusui sebelumnya. Periksa ASI sampai payudara terasa kosong.
4. Setelah selesai menyusui, oleskan ASI lagi seperti awal menyusui tadi. Biarkan kering oleh udara sebelum kembali memakai BH. Langkah ini berguna untuk mencegah lecet.
5. Membuat bayi bersendawa setelah menyusui harus selalu dilakukan, untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak kembung dan muntah.
Bila terjadi keadaad lecet pada puting dan atau sekitarnya, sebaiknya ibu tetep menyusui dengan mendahului pada puting yang tidak lecet. Sebelum diisap, puting yang lecet dapat diolesi es untuk mengurangi rasa sakit. Yang lebih penting dari kejadian ini adalah mencari penyebab lecet tersebut yang tentunya harus dihindari.
Keadaan engorgement (payudara bengkak) yang sering terjadi pada payudara yang elastisitasnya kurang. Untuk mengatasinya, kompres payudara dengan handuk hangat kira-kira 4-5 menit, kemudian dilakukan masase dari tepi ke arah puting hingga ASI keluar. Setelah itu baru bayi disusukan. Jangan berhenti menyusui dalam keadaan ini.
F. POSISI MENYUSUI
Agar bayi dapat mengisap ASI secara maksimal usahakan bayi tampak menyusui dengan tenang, bayi menempel betul pada ibu, mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara, mulut bayi membuka lebar, sebagian besar areola tertutup mulut bayi, bayi menghisap ASI pelan-pelan dengan kuat, puting susu ibu tidak terasa sakit dan puting terhadap lengan bayi berada pada satu garis lurus.
Menyusui bayi hendaknya memperhatikan beberapa masa;lah pada bayi, sebagai berikut:
a. Bayi tidak dapat menghisap
  • Ibu harus memeras ASI
Memeras ASI harus dilakukan sebanyak (sesering) mungkin yaitu setiap kali memberi minum bayi (delapan kali sehari), hal ini ditujukan untuk menjaga pasokan ASI. Apabila hanya memeras satu atau dau kali sehari, pasokan ASi akan berkurang.
  • ASI eksklusif harus diberikan pada bayi
    Pemberian ASI bisa dilakukan dengan menggunakan cangkir (metode cup). Paling baik menggunakan cangkir yang sangat kecil atau kendi berujung. Bisa juga dengan pipet tetes atau sonde bila kondisi bayi mengharuskan. Botol dan dot tidak dianjurkan, oleh karena tidak merangsang bayi untuk bertindak aktif (mengisap).
  • Penyimpanan ASI pera
    • Di udara terbuka / bebas :6-8 jam, bila masih kolostrum bisa sampai 12 jam
    • Di lemari es :24 jam
    • Di lemari pendingin / beku :6 bulan
    • POSISIMENYUSUI DI ANJURKAN Pada bayi sumbing
  • ASI yang telah didinginkan tidak boleh direbus bila akan dipakai (unsur kekebalan akan menurun). ASI didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar, agar tidak terlalu dingin; atau dapat direndam di dalam wadah yang berisi air hangat. b. Bayi melekat kurang kuat Anjurkan ibu untuk menyusui dengan cara yang benar : * Atur posisi hingga kepala dan tubuh bayi lurus * Atur tubuh bayi menghadap ibu hingga hidung bayi dekat dengan puting susu * Dekatkan tubuh bayi hingga perut bayi menempel pada perut ibu * Seluruh tubuh bayi disangga dengan kedua tangan ibu c. Bayi menghisap kurang efektif Apabila puting susu terlalu besar untuk BBLR kemungkinan bayi akan sulit untuk menetek dengan sempurna. Oleh karena itu perlu membantu bayi untuk mendapatkan posisi menetek yang tepat pada payudara sehingga dapat menghisap dengan optimal. Memasukkan puting susu ke mulut bayi dengan benar : * Dekatkan bayi ke arah ibu, sentuhkan bibir bayi ke puting susu ibu. * Secara reflek bayi membuka mulut * Saat mulut bayi terbuka lebar, dekatkan bayi kemudian mulut bayi diatur sedemikian rupa sehingga sebagian besar areola payudara, terutama bagian bawah, masuk ke mulut bayi. Areola payudara di bagian atas mulut bayi terlihat lebih banyak dibanding dengan bagian areola yang ada di bawah mulut bayi. * Amati apakah bayi melekat dan menetek dengan benar dan efektif. Jika belum, diulangi sekali lagi. d. Apakah mendapat minuman lain selain ASI Walaupun bayi mendapatkan minuman lain selain ASI, ibu dinasehatkan harus berupaya meneteki bayi sesering mungkin, kurangi pemberian lain selain ASI, serta gunakan cangkir yang sangat kecil ketika memberi minum. G. MENYUSUI PADA BAYI BERMASALAH BAYI PREMATUR ATAU BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) Bayi berat lahir rendah atau prematur mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih lemah, bayi harus disusui lebih sering sedikit demi sedikit, meski waktu menyusunya tidak lama. Mula-mula sentuhlah langit-langit bayi dengan ibu jati yang bersih untuk merangsang mengisap. Jika bayi dirawat di rumah sakit,seringlah ibu mengunjungi,melihat,mengusap bayi dengan kasih sayang,jika mungkin di susukan langsung atau dipompa lalu di berikan mengunakan sendok atau cangkir. PENCEGAHAN DARI HIPOTERMIA Pada bayi lahir kecil/BBLR baik prematur atau cukup bulan mudah sekali kedinginan walaupun iklim panas .BBLRkedinginan akan mengunakan energi dari makanan untuk menghangatkan tubuhnya sehingga tidak cukup tersedia makanan untuk pertumbuhan.Salah satu cara yang baik adalah menidurkan bayi dengan ibu dalam selimut atau menggendong BBLRdidalam pakaiannya diantara payudara. Metode ini disebut metode kanguru BAYI KEMBAR Ibu bayi kembar di yakinan bahwa di sanggup menyusui bayinya ,mula-mula ibu dapat menyusui sekaligus berdua.bayi sebaiknya menyusu sekaligus .susuilah bayi sesering mungkin selama waaktu yang di inginkan oleh bayi,umumnya bayi menyusu kurang lebih 2o menit. BAYI SUMBING Pendapat yang mengatakan bahwa bayi sumbing tidak dapat menyusu tidak benar.bila bayi mengalam sumbing pada palatum molle bayi akan menyusu tanpa kesulitan
  • Posisi ibu duduk dengan vertikal /bayi tegak , untuk bayi palatoskizis sebaiknya posisi tidur sehingga putting akan jauh mencapai faring dengan demikian tidak terjadi aspirasi.
  • Pegang putting susu dan areola mamma selagi menyusui ,untuk membantu bayi mendapat ASI yang cukup .
  • Ibu jari ibu dapat membantu sebagai penyumbat celah pada bibir bayi .
  • Bila bayi menderita sumbing pada bibir dan langgit- langgit(labiopalatosziksis)ASI juga dapat dikeluarkan secara manual/pompa,sendok atau pipet, botol dengan dot yang panjang khusus ASI.
Operasi bibir sumbing dilakukan secara bertahap, operasi pertama pada bibir pada usia 3 bulan dengan persyaratan “rule of ten”. selanjutnya palatum pada usia 10-12 bulan.
Yang perlu diperhatikan dalam menyusui pasca operasi:
  1. Tidak boleh menggunakan dot, karena akan merusak hasil operasi
  2. Diet cair selama 3 minggu baik untuk bayi maupun anak
MASALAH-MASALAH DALAM MENYUSUI
  1. Puting susu datar atau tenggelam
Puting susu yang normal akan menonjol, puting susu tenggelam tidak menonjol pada saat puting susu dicubit dengan ibu jari dan jari telunjuk
Puting susu yang tenggelam tidak selalu mengalami kesulitan dalam menyusui.
Usaha-usaha yang dilakukan:
  • Usahakan puting menonjol keluar dengan cara manerik dengan tangan atau dengan menggunakan pompa puting susu.
  • Jika tetap tidak bisa usahakan agar disusui dengan sedikit penekanan pada bagian areola dengan jari sehingga membentuk dot ketika memasukkan putting susukedalam mulut bayi ,bila ASI penuh dapat diperas diberikan lewat sendok atau cangkir.
2 .Puting susu tidak lentur.
Putting susu tidak lentur akan menyulitkan bayi untuk menyusu,awal kehamilan tidak lentur menjelang persalinan akan menjadi lentur.
3.Putting susu lecet
Putting susu lecet karena disebabkan trauma pada putting susu,retak dan pembentukan celah-celah .Retak pada putting susu akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 48 jam.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
  • Kalau terasa nyeri atau lecet tidak terlalu berat masih dapat di berikan.
  • Apabila terdapat rasa nyeri hebat atau luka makin berat ,putting susu di istirahatkan sampai denganmemungkinkan untuk menyusui.
  • Selama putting susu diistirahatkan,ASI tetap di keluarkan dengan tangan.
Untuk menghindari terjadinya putting susu lecet atau nyeri beberapa hal dibawah ini:
  • Setiap kali hendak menyusui dan sesudah menyusui putting susu diolesi dengan ASI
  • Jangan membersihkan putting susu dengan sabun,alkohol,krim,obat-obatan yang merangsang kulit/ putting susu.
  • Lepaskan hisapan bayi dengan benaryaitu menekan dagu bayi atau memasukan jari kelingking ibu yang bersih ke dalam mulut bayi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar